Monday, February 29, 2016

Pengertian Tentang Continously Variable Transaxle (CVT)

Mengenal Continously Variable Transaxle (CVT)


Continuously Variable Transaxle (CVT) telah dikembangkan untuk  lebih meningkatkan kenyamanan dan penghematan bahan bakar dan juga memudahkan pengemudi untuk mengendaraai kendaraan.
 Kendaraan dengan menggunakan CVT  akan mencapai akselerasi dengan cepat dan halus disetiap tingkat percepatan (akselerasi). CVT menggabungkan Torque converter dengan mekanisme CVT yaitu dengan sabuk baja dan pulley.
Perbandingan gigi (gear ratio) dikontrol secara otomatis dan kontinyu dari posisi kecepatan rendah sampai kecepatan tinggi, tanpa ada kejutan-kejutan perpindahan gigi akibat dari akselerasi.


Sistem diagram CVT.
    

Gambar 2. Sistem diagram CVT.



Prinsip peningkatan kinerja dan penghematan bahan bakar dengan CVT.
•    Rasio gigi pada CVT dapat terus menerus yang bervariasi, sehingga kendaraan dapat digerakkan dalam efisiensi bahan bakar yang tinggi sepanjang waktu, sehingga hemat bahan bakar.

 
Gambar 3. Grafik Rasio gigi pada CVT.

•    Gambar dibawah ini menunjukkan diagram perbandingan kinerja dari AT dan CVT ketika throttle terbuka penuh. Ada penurunan kecepatan kendaraan  pada saat terjadi perpindahan gigi pada AT, pada CVT tidak terjadi penurunan kecepatan.
 

Gambar 4. Diagram perbandingan kinerja AT dan CVT.

Ada kejutan-kejutan pada saat perpindahan gigi pada AT.

 
Gambar 5. Grafik perpingahan gigi pada AT dan CVT.

Keuntungan menggunakan transmisi otomatis tipe CVT adalah:
  •   Revolusi mesin rendah pada kecepatan konstan, 
  • Control emisi meningkat  / konsumsi bahan bakar lebih hemat. 
  •  Noise dan getaran rendah. 
  •  Akselerasi halus. 
  • Fleksibel pengendalian di jalan-jalan pegunungan.
Perbandingan transmisi otomatis konvensional (AT) dengan continuously variable transmission (CVT). Pada gambar variogram di bawah tampak beberapa perbedaan sebagai berikut :
1.    Pada transmisi otomatis konvensional (AT), tampak jelas jeda tiap-tiap   tingkatan percepatan dan maksimal 6 rasio (tingkat kecepatan gigi), bahkan kurang. Dengan CVT, seluruh rasio dari Low sampai tingkat over drive tidak terjedakan seperti yang ditunjukkan pada gambar.

 
Gambar 6. Variogram AT dan CVT.
•    Titik pergeseran dari kedua transmisi berkaitan dengan pembukaan throttle valve. Karena throttle lebih berfariasi pembukaannya, up-shifts terjadi pada kecepatan mesin yang lebih tinggi. Dengan konvensional transmisi jelas bahwa kecepatan mesin turun kembali ketika beralih ke gigi yang lebih tinggi. ini tidak terjadi pada CVT, CVT akan up-shift pada kecepatan mesin konstan.
 
Gambar 7. CVT.

 
Gambar 8. Komponen CVT.

Kesimpulan.
•    Rasio gigi pada CVT dapat terus menerus yang bervariasi, sehingga kendaraan dapat digerakkan dalam efisiensi bahan bakar yang tinggi sepanjang waktu, sehingga hemat bahan bakar.
•    Pada transmisi otomatis konvensional (AT), tampak jelas jeda tiap-tiap   tingkatan percepatan dan maksimal 6 rasio (tingkat kecepatan gigi), bahkan kurang. Dengan CVT, seluruh rasio dari Low sampai tingkat over drive tidak terjedakan seperti yang ditunjukkan pada gambar.

Daftar Pustaka.
1.    VEDC, 1990, Servis Mobil, VEDC Malang Automotif Departeman, Vocational Education  Development Center Malang Indonesia.
2.    Bosch Tecniche Unterrictung, Elektrotechnik, Robert Bosch, Stuttgart.
3.    Europa Lehrmitel 2012, Kraftfarhrzeugtechnik, VERLAG EUROPA LEHRMITEL Nourney, Vollmer GmbH & Co.KG

No comments:

Post a Comment

Blog Archive