AERODINAMIKA
UNTUK MOBIL
Abstraksi.
Aerodinamika
untuk mobil menjadi aspek yang sangat diperhatikan dalam desain bodi mobil,
sehingga mobil yang dihasilkan dapat mengoptimalkan engine power untuk menjadi daya dorong dan traksi mobil, hemat
bahan bakar dan terjaminnya stabilitas mobil. Semakin cepat jalannya mobil,
secara umum akan meningkatkan gaya aerodinamika yang terjadi pada mobil
meliputi gaya hambat (drag force) aerodinamik, gaya angkat (lift force) aerodinamik dan
gaya samping (side force) aerodinamik.
Melalui pengujian langsung model atau mobil aslinya pada terowongan angin (wind tunnel) akan diperoleh nilai gaya
aerodinamika tersebut (FD,FL, FL), kecepatan
angin (VA) dan sudut arah angin (βA). Selanjutnya dari nilai besaran yang telah didapatkan dari
terowongan angin tersebut dapat dihitung besaran Coeffisien of Drag (CD), Coeffisien of Lift (CL) dan
Coeffisien of Side (CS).
Bagian depan mobil merupakan bagian bodi mobil yang sangat
menentukan besarnya gaya hambat (drag
force), demikian juga bagian atap
mobil dapat diperbaiki aerodinamikanya dengan mendesain atap
berbentuk konvex agar memudahkan aliran
udara mengalir ke belakang. Stabilitas mobil juga sangat
ditentukan oleh gaya yang terjadi pada
bagian belakang mobil, maka dibuat lebih lancip bahkan
dipasang spoiler juga dipasang sayap (wing),
sehingga semaikn cepat mobil gaya angkat yang timbul dan pusaran atau
turbulensi (vortek) dapat dieliminir.
Reduksi drag pada bagian samping mobil
dapat dilakukan dengan mendesain kelengkungan
bagian samping (convexity). Bagian bawah mobil
juga akan meningkatkan nilai drag pada mobil. Reduksi drag
dapat dilakukan dengan cara
mempersempit dan memperhalus
bagian bawah mobil.
Kata
kunci : aerodinamika, gaya hambat, gaya angkat, gaya samping dan bodi mobil.
A. Pendahuluan
Aerodinamika biasanya dikaitkan dengan teknologi pesawat
terbang. Bentuk bodi pesawat terbang modern yang streamline, landai, halus dan
tidak ada penampang yang frontal serta dengan bentuk sayap pesawat airfoil
yang landai adalah penerapan ilmu aerodinamika pada pesawat. Untuk
dapat terbang maka pesawat harus dijalankan dengan kencang di landasan beberapa
ratus meter dan baru dapat mengangkasa. Dengan semakin cepatnya pesawat di
landasan, maka gaya angkat (lift force) yang
ditimbulkan oleh udara yang diterjang bodi pesawat akan semakin tinggi, maka
bodi pesawat semakin terangkat ke udara dan dengan ditunjang oleh gaya dorong
pesawat, maka pesawat akan mampu mengudara sampai puluhan kilometer dengan daya
jelajah puluhan ribu kilometer. Sebaliknya supaya pesawat dapat turun lagi ke
landasan, maka selain mengurangi gaya dorong pesawat juga mengurangi gaya
angkat (lift force) yang terjadi
dengan cara merubah posisi sebagian komponen sayap.
Bagaimana
penerapan ilmu aerodinamika untuk mobil?
Sebenarnya penerapan ilmu aerodinamika untuk mobil sudah
berlangsung lama, khususnya pada mobil balap yang berkecepatan tinggi, seperti
mobil balap formula 1 (F 1) yang memiliki kecepatan sampai sekitar 300 km/jam.
Dengan bentuk bodi mobil balap mirip dengan bodi pesawat, dengan bentuk bodi
yang streamline dan landai maka gaya hambat udara diminimalisir, sehingga
traksi mobil tidak banyak terkurangi gaya hambat udara dan juga pemakaian bahan
bakar menjadi lebih irit. Selain itu, dengan bentukbodi yang aerodinamis, gaya
samping dan momen yang terjadi pada mobil terkendali lebih baik, sehingga
stabilitas mobil tetap baik dan aman saat mobil berkecepatan tinggi seperti
pada perubahan kecepatan, pengereman, jalan belok, jalan naik-turun dan
berbagai manuver lainnya. Yang membedakan dengan pesawat, kecepatan mobil
semakin cepat maka gaya angkat yang terjadi pada bodi mobil harus diminimalisir
sehingga ban selalu menapak kuat pada jalan. Jika beberapa milimeter saja ban
mobil terangkat dari jalan, maka perilaku mobil tidak dapat dikendalikan,
khususnya rem dan kemudi tidak dapat mengendalikan mobil, sangat berbahaya dan
dapat terjadi kecelakaan.
A. Gaya Aerodinamika Pada Mobil
Gaya
aerodinamika yang terjadi pada mobil secara
umum terdapat tiga, yaitu : gaya
hambat (drag force) aerodinamik
[FD], gaya angkat (lift
force) aerodinamik [FL] dan gaya samping (side
force) aerodinamik [FS]. Gaya gaya tersebut bekerja
pada titik yang disebut dengan "Center of Pressure" (Cp). Besarnya gaya yang
terjadi tersebut (FD,FL, FL), kecepatan angin
(VA) dan sudut arah angin (βA) diperoleh melalui
pengujian langsung model atau mobil aslinya pada terowongan angin (wind tunnel). Nilai besaran yang telah
didapatkan dari terowongan angin selanjutnya dihitung untuk menghasilkan Coeffisien of Drag (CD),
Coeffisien of Lift (CL) dan Coeffisien
of Side (CS).
1. Gaya Hambat
(Drag force) Aerodinamik
Gaya hambat adalah
gaya udara yang berlawanan arah
dengan arah gerak
maju mobil, sehingga menghambat traksi mobil. Secara umum gaya hambat (drag force) dikenal melalui
angka Coeffisien of Drag (CD) Nilai
CD semakin kecil maka
aerodinamika bodi mobil semakin baik, karena gaya hambat yang timbul semakin
rendah.
a. Hambatan Bentuk. Bentuk bodi mobil
yang kompleks menyebabkan
terjadinya distribusi tekanan di sepanjang
permukaan bodi mobil. Saat mobil berjalan terjadi perbedaan
tekanan antara bagian
depan mobil dan bagian belakang mobil,
tekanan positif bekerja pada
bagian depan mobil
dan tekanan negatif di
bagian belakang mobil, sehingga gaya
udara yang bekerja pada bagian
depan mobil lebih tinggi daripada gaya pada bagian belakang mobil, akibatnya timbul gaya drag yang
bekerja berlawanan dengan
arah gerak mobil dan menghambat gerak mobil.
b.Hambatan Pusaran/Turbulensi (Vortex). Pada
bagian belakang mobil terjadi
perbedaan tekanan antara
bagian atas dan
bagian bawah mobil, menyebabkan
terjadinya gerakan aliran udara dari
permukaan bawah menuju ke permukaan
atas mobil yang berupa
pusaran atau turbulensi (vortex). Timbulnya vortex pada
mobil juga akan menghambat gerak
laju mobil yang disebabkan adanya
pengaruh gaya angkat
vertikal pada bodi mobil yang
sedang bergerak secara horisontal.
Vortex yang
terjadi akan mengubah
arah lift yang semula
tegak lurus terhadap jalan menjadi
miring ke belakang.
c. Hambatan Tonjolan. Adanya tonjolan profil
tertentu pada bagian permukaan
bodi mobil seperti kaca spion, pegangan pintu,
antena dan aksesori lainnya juga
mengakibatkan gaya hambat. Oleh karena itu maka komponen tersebut biasanya
bentuknya dibuat mendekati bulat dan halus supaya udara yang lewat semakin
lancar dan berarti mengurangi hambatan.
d. Hambatan Aliran
Dalam. Hambatan
aliran dalam ini berupa hambatan oleh
aliran udara yang mengalir melalui sistem pendingin mesin yaitu radiator.
Hambatan-hambatan tersebut diatas semuanya tidak dapat
dihindarkan, tetapi penerapan ilmu aerodinamika akan meminimalisir hambatan
yang ada. Pada kenyataannya hanya
hambatan bentuk dan
hambatan pusar yang paling besar
pengaruhnya terhadap gaya
hambat secara keseluruhan.
2. Gaya Angkat
(Lift force) Aerodinamik
Perbedaan bentuk antara
permukaan atas dan
bagian bawah mobil menyebabkan
aliran udara pada
permukaan atas lebih cepat
daripada aliran udara pada permukaan bawah, sehingga
tekanan pada permukaan atas
mobil lebih rendah
daripada tekanan permukaan bawah.
Faktor
lain adalah kekasaran
bagian permukaan bawah
mobil yang disebabkan oleh profil
mesin dan komponen
lain yang memperlambat
aliran dibawah sehingga memperbesar tekanan
aliran permukaan bawah. Karena
itu tekanan yang
bekerja pada bagian bawah mobil secara
umum lebih besar
dari tekanan yang
bekerja pada bigian atas mobil
sehingga menimbulkan terbentuknya gaya
angkat (lift force) karena
adanya desakan aliran udara dari
permukaan bawah ke permukaan atas
mobil.
Gaya ini
bekerja dalam arah vertikal dan
biasanya arah ke atas
ditandai sebagai arah positif
dan ke bawah sebagai
arah negatif.
3.
Gaya Samping (Side force)
Jika
ada gerakan angin yang tidak sejajar dengan
arah gerak mobil sehingga membentuk sudut tertentu terhadap lintasan
mobil, maka akan terjadi gaya samping. Gaya samping
bekerja dalam arah
horisontal dan transversal
sehingga bersifat mendorong mobil ke
samping. Gaya samping
juga terjadi pada kondisi mobil berbelok. Bodi mobil yang semakin aerodinamis akan
mengeliminir terjadinya gaya samping, sehingga stabilitas mobil lebih
terkendali dengan baik.
B.
Bentuk
Bodi Mobil
1.
Bagian depan
mobil merupakan
bagian bodi mobil yang sangat menentukan besarnya gaya hambat (drag force). Bagian depan
mobilterdiri dari spoiler atau
bemper, kap mesin, windscreen dan
kaca depan. Komponen ini berhadapan
langsung dengan aliran udara. Semakin cepat jalannya mobil, hambatan udara yang
ditimbulkannya akan semakin besar. Aspek aerodinamika pada bagian hidung atau
moncong mobil sangat dipertimbangkan setelah kebutuhan udara untuk pendinginan
mesin yaitu khususnya radiator dan udara untuk mendinginkan rem depan
terpenuhi. Secara umum bagian depan mobil termasuk kaca depan dibuat landai pada
bagian atas dan samping serta bagian bawah sedekat mungkin dengan jalan,
sehingga udara semaksimal mungkin melewati bagian depan atas dan seminimal
mungkin yang melewati bawah bodi mobil sehingga gaya angkat mobil yang timbul
semakin rendah.
2.
Bagian atap mobil. Bagian atap mobil
dapat diperbaiki dengan
mendesain atap berbentuk
konvex agar memudahkan aliran
udara mengalir ke belakang.
Jika konveksitas diperbesar,
Coeffisien of Drag (CD)
dapat diperkecil. Jika
bentuk konvex didesain sehingga
menyebabkan pertambahan luas
frontal area maka
aerodinamik drag juga
meningkat. Jika tinggi
atap asli dibiarkan
konstan maka kaca depan
dan belakang harus dibuat
melengkung sehingga efek konveksitas
dapat tercapai.
3.Bagian
belakang mobil. Stabilitas mobil juga sangat
ditentukan oleh gaya yang terjadi pada
bagian belakang mobil, oleh karena itu maka pada bagian
belakang mobil dibuat lebih lancip dan pada mobil balap selain dipasang spoiler
juga dipasang sayap (wing), sehingga
semaikn cepat mobil gaya angkat yang timbul dan pusaran atau turbulensi (vortek) dapat dieliminir.
4.Bagian samping
mobil. Reduksi
drag pada bagian samping mobil
dapat dilakukan dengan mendesain kelengkungan
bagian samping (convexity).
5.Bagian
bawah mobil. Kekasaran bagian bawah
mobil juga akan
meningkatkan nilai drag pada mobil.
Reduksi drag dapat dilakukan dengan cara
memperhalus bagian bawah mobil. Selain itu jarak yang semakin
pendek antara bodi bagian bawah dengan permukaan jalan akan menghasilkan gaya
angkat mobil yang semakin kecil.
6.Komponen bodi. Komponen bodi seperti jendela, atap,
dan lampu depan
mobil mempunyai pengaruh
penting terhadap besarnya
koefisien hambat aerodrnamik
(CD). Dengan
jendela mobil yang terbuka, atap mobil yang terbuka dan lampu depan yang juga
terbuka akan meningkatkan gaya hambat atau Coeffisien
of Drag (CD) meningkat.
C.
Simpulan
Dari
uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa semakin cepat jalannya
mobil maka gaya-gaya aerodinamika
terhadap mobil semakin besar, yaitu : gaya hambat (drag force)
aerodinamik [FD], gaya
angkat (lift force) aerodinamik
[FL] dan gaya samping (side force) aerodinamik
[FS]. Oleh karena itu maka mobil yang berkecepatan tinggi
diatas 80 km/jam, terutama mobil balap yang mencapai kecepatan sekitar 300
km/jam, penerapan ilmu aerodinamika untuk mobil mutlak diperlukan sehingga
kecepatan mobil optimal, pemakaian bahan bakar efisien dan stabilitas jalannya
mobil terkendali secara aman dengan baik.
Referensi :
1. Nyoman Sutantra & Bambang
Sampurno, Teknologi Otomotif, Penerbit
Guna Widya, Surabaya, 2010.
2. Wolf-Heinrich Hucho, Aerodynamik des Automobils, Vogel-Verlag,
Würzburg, Germany, 1981.
No comments:
Post a Comment